Rabu, 05 Desember 2012

LIPI: Inulin Bunga Dahlia Cegah Kanker Usus

Bunga dahlia tidak hanya sebagai bunga hias, tetapi juga ber­fu­ngsi untuk obat-obatan dan pangan. Namun sejauh ini, masyarakat belum mengetahui secara pasti manfaat apa saja yang terkandung dalam bunga hias tersebut. Berdasarkan penelitian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), umbi bunga dahlia me­ngan­dung inulin sebesar 3,8 persen. Inulin berfungi mencegah kan­ker usus, kelebihan ko­lestrol dan menurunkan tekanan da­rah tinggi.

Hal itu diu­ng­kap­kan pe­neliti LIPI Dr. Didik Wid­yat­moko, Msc dalam so­sia­lisasi dan seminar “Membangkitkan Potensi Dahlia sebagai Sumber Estetika Lingkungan, serta Menunjang Perekonomian dan Kesehatan Masyarakat” di Istana Bung Hatta, Bukit­ti­nggi, kemarin (29/11).

Seminar yang diadakan Komunitas Dahlia Saligurasi itu, dibuka Pembina Ko­mu­nitas Bunga Dahlia Sumbar Ny Nevi Irwan Prayitno, Ketua Komunitas Dahlia Saligurasi Yenni Rista Santoso, Bupati Agam Indra Catri, sejumlah pejabat SKPD dan peserta dari Kota Bukittinggi, Kabupaten Agam dan Solok Selatan.

Menurut Didik, Inulin yang terkantung dalam umbi bunga dahlia, merupakan polimer dari unit-unit fruktosa. Inulin ini merupakan salah satu kom­ponen bahan pangan yang memiliki kandungan serat sangat tinggi. Secara umum, memiliki sifat larut dalam air dan tak dapat dicerna enzim-en­zim pencernaan. Inulin ini ju­ga memiliki fungsi sebagai pro­biotik yang berfungsi se­ba­gai substrat mikroflora me­­­ng­untungkan di dalam usus.

Untuk itu, ia berharap agar Kota Bukittinggi, Kabupaten Agam dan Solok Selatan, se­gera menyosialisasikan kepada masyarakat terkait penting dan menguntungkannya mem­­budidaya inulin. ”Ketiga daerah ini, cocok ditanami bunga dahlia karena letaknya berada di atas 700 meter dari permukaan laut,” kata Didik Widyatmoko.

Selain untuk obat-obatan, bunga dahlia juga tinggi nilai ekonomisnya, seperti inulin yang dihasilkan. Berdasarkan perhitungan LIPI, jika dalam lahan satu hektare ditanami 20.000 bibit bunga dahlia, maka setahun menghasilkan inulin 750 kg dengan harga sekitar Rp10 juta/kg.

“Jika dikalkulasikan, maka keuntungan menanam bunga dahlia di lahan satu hektare saja, mencapai Rp7, 5 miliar. Itu baru harga Rp10 juta. Berdasarkan harga inulin di pasaran, mencapai Rp30 juta per kilogram, tapi tergantung kualitasnya,” beber Didik.

Nanang Suryana, peneliti LIPI lainnya juga mengakui kandungan inulin dari bunga dahlia bisa dikembangbiakkan dengan tiga cara yakni setek (vegetatif), benih (generatif), dan juga memperbanyak vege­tatif dengan umbi. “Untuk saat ini, yang paling banyak dikem­bang­kan adalah metode kultur ja­ringan,” uangkap Nanang.

Ny Nevi Irawan Prayitno mengatakan Bukittinggi dan Agam sudah mencanangkan bunga dahlia akan diproduksi untuk inulin, bukan hanya untuk tanaman hias. Bahkan untuk di Bukittinggi sendiri, pihaknya sudah men­cana­ngkan Kota Bu­kit­tinggi men­jadi The City Of Dahlia.

Sejak The City Of Dahlia dicanangkan, kata Nevi, se­jum­lah kawasan di Bu­kit­tinggi sudah menjadi taman bunga dahlia, seperti di Jam Gadang Buki­t­tinggi, sejumlah taman sekolah dan taman per­kan­toran. “Se­muaanya, sudah ditanami dah­lia,” katanya.

Sumber : http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=37850

Tidak ada komentar:

Posting Komentar